Minggu, 21 Oktober 2012

Dampak Psikologis dari Kelainan Indera Manusia


Dampak Psikologis dari Kelainan Kelima Indera
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah Indera Penglihatan / Penglihat = Mata,  Indera Penciuman / Pencium = Hidung, Indera Pengecap = Lidah, Indera Pendengaran / Pendengar = Telinga / Kuping, Indera Peraba = Kulit.
Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal. Namun walaupun begitu, indera juga bisa mengalami kelainan seperti yang akan kita bahas berikut ini.
A.       Indera Penglihatan / Penglihat = Mata
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.
Berikut ini adalah beberapa kelainan indera penglihatan dan dampak psikologisnya :
1.      Mata miop (miopi)
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebab-kan lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning (retina). Miopi disebut pula rabun jauh, karena tidak dapat melihat jauh. Penderita miopi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang dekat. Untuk membantu penderita miopi, sebaiknya memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman karena penglihatannya terganggu, prosentasi untuk malu sangat sedikit.
2.      Mata hipermetrop (hipermetropi)
Hipermetropi atau mata jauh adalah cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Hipermetropi disebut pula rabun dekat, karena tidak dapat melihat dekat. Penderita hipermetropi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang jauh. Untuk membantu penderita hipermetropi, dipakai kacamata lensa cembung (lensa positif).
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman karena penglihatannya terganggu, prosentasi untuk malu sangat sedikit.
3.      Mata presbiop (presbiopi)
Presbiopi umumnya terjadi pada orang berusia lanjut. Keadaan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasi mata sudah lemah sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan benda yang berada dekat dengan mata. Gangguan mata seperti itu dapat dibantu dengan memakai kacamata berlensa rangkap.
Di bagian atas kacamata dipasang lensa cekung untuk melihat benda yang jauh, sedangkan di bagian bawahnya dipasang lensa cembung untuk melihat benda dekat.
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman karena penglihatannya terganggu, prosentasi untuk malu sangat sedikit.
4.      Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan kecembungan kornea tidak rata, sehingga sinar sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik. Untuk membantu penderita astigmatisma dipakai kacamata silindris.
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman karena penglihatannya terganggu, prosentasi untuk malu sangat sedikit.
5.      Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari. Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman karena penglihatannya terganggu, bahkan enggan keluar malam, bisa juga dia merasa malu pada orang sekitar.
6.      Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada orang yang telah lanjut usia.
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman karena penglihatannya terganggu, dan dapat menimbulkan rasa malu dan tidak percaya diri.
7.      Buta warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru. Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman karena penglihatannya terganggu, penderita juga biasanya akan merasa tidak percaya diri dan ragu-ragu.
8.      Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus (rongga) yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur. Umumnya gangguan pada sinus hampir selalu berhubungan dengan gangguan hidung, sehingga kini lebih dikenal dengan istilah rinosinusitis.
Dampak psikologis : penderita tidak nyaman karena penglihatannya terganggu.
9.      Glaukoma
Glaukoma merupakan kelainan mata yang dicirikan dengan rusaknya saraf optik yang berfungsi untuk membawa pesan-pesan cahaya dari mata ke otak. Kerusakan saraf optik ini disebabkan oleh kelebihan cairan humor yang mengisi bagian dalam bola mata. Cairan mata yang diproduksi oleh jaringan-jaringan di depan bola mata ini sebenarnya berfungsi untuk membawa makanan untuk kornea dan lensa mata.
Dampak psikologis : penderita tidak nyaman karena penglihatannya terganggu.
  1. Gonoblenorrhoe
Adalah penyakit mata yang terjadi pada bayi yang baru lahir karena ibunya menderita  gonorrhoe. Gonorrhoe juga dapat menyerang pada orang dewasa  secara akut infeksi melalui tangan atau handuk. Gejalanya adalah mata bayi bengkak, bernanah dan tidak dapat membuka. Dalam waktu 3 minggu bola mata akan pecah dan menyebabkan buta permanen.
Dampak psikologis : adanya rasa tidak nyaman, dan perasaan malu
  1. Trachoma
Adalah penyakit mata yang disebabkan oleh virus, dengan gejala mata terasa sangat gatal seperti ada pasir pada matanya dan mata sering berair. Bulu mata dapat membalik ke dalam sehingga akan menggores  bola mata yang berakibat luka, bernanah dan kebutaan bila tidak segera diobati.
Dampak psikologis : adanya rasa tidak nyaman, dan perasaan malu dan tidak percaya diri
B.       Indera Penciuman / Pencium = Hidung
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
Berikut ini adalah beberapa kelainan indera penciuman dan dampak psikologisnya :

1.      Hidung berdarah/Mimisan
(Kedokteran: epistaksis atau Inggris: epistaxis) atau mimisan adalah satu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang hidung.
Dampak psikologis : Penderita akan merasa terganggu, dan gelisah bila hal ini sring terjadi.

2.      Rhinitis alergika (allergic rhinitis)
Terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita menyerang partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan hidung meler. Partikel-partikel itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan suatu reaksi alergi.
Dampak psikologis : penderita akan merasa terganggu karena pernafasan yang tidak normal, tidak nyaman dan gelisah

3.      Fraktur akibat trauma
Trauma ringan dapat menyebabkan deformitas septum nasi (tulang rawan pembatas di dalam hidung yang membagi menjadi dua bagian, kanan dan kiri) bermakna, yang kemudian mengakibatkan penyumbatan hidung. Patologi hidung lain, seperti alergi, infeksi neoplasma atau gangguan metabolik dapat memperberat gejala sumbatan baik untuk sementara waktu, berulang ataupun permanen.
Dampak psikologis : penderita akan merasa terganggu karena pernafasan yang tidak normal, tidak nyaman dan gelisah

4.      Perforasi septum nasi (lubang pada tulang pembatas hidung).
Gejala ini dapat berupa sensasi bersiul melewati hidung pada waktu berbicara. Perforasi (lubang) kecil lebih cenderung menimbulkan sensasi bersiul dibandingkan perforasi yang lebih besar. Mengganti tulang rawan hidung yang hilang amat sulit (kecuali perforasi kecil). Sampai saat ini terapi yang dilakukan adalah metode bedah minor dengan menggunakan berbagai tipe jaringan baik homogen ataupun autogen untuk menutup lubang tersebut.
Dampak psikologis : penderita akan merasa terganggu karena pernafasan yang tidak normal, tidak nyaman dan gelisah, dan kurang percaya diri.

5.      Benda asing
Hampir selalu ditemukan pada anak-anak. Misalnya seperti kancing, manik-manik, karet penghapus, kelereng, kacang polong, kacang tanah, bahkan batu. Bila belum lama kejadiannya, maka tidak atau hanya sedikit mengganggu, kecuali bila besar atau tajam.
Dampak psikologis : penderita akan merasa terganggu karena pernafasan yang tidak normal, tidak nyaman dan gelisah

6.      Pilek
Pilek adalah cairan yang keluar dari hidung yang berupa cairan kental yang terjadi karena adanya virus.
Dampak psikologis : penderita akan merasa terganggu karena pernafasan yang tidak normal, tidak nyaman dan gelisah, dan mersasa tidak percaya diri bilaingus slalu kluar

7.      Polip hidung
Polip hidung adalah daging kecil yang tumbuh didalam hidung, biasanya polip dalam hisung ini, mengganggu pernafasan.
Dampak psikologis : penderita akan merasa terganggu karena pernafasan yang tidak normal, tidak nyaman dan gelisah

8.      Sinusitis
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus (rongga) yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur. Umumnya gangguan pada sinus hampir selalu berhubungan dengan gangguan hidung, sehingga kini lebih dikenal dengan istilah rinosinusitis.
Dampak psikologis : penderita akan merasa terganggu karena pernafasan yang tidak normal, tidak nyaman dan gelisah

C.        Indera Pengecap = Lidah
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
Berikut ini adalah beberapa kelainan indera pengecap dan dampak psikologisnya:
1.      Oral candidosis. 
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.. gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
Dampak psikologis : penderita akan mersa tidak nyaman dan gelisah, bisa juga merasa malu karena nafas yang kurang sedap

2.      Atropic glossitis.
Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.
Dampak psikologis : Penderita akan merasa kurang nyaman, gelisah, dan sedikit terganggu

3.      Geografic tongue.
Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
Dampak psikologis : penderita akan merasa terganggu, gelisah, dan tidak nyaman. Dia juga akan merasa malu bila membuka mulutnya.

4.      Fissured tongue.
Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga bercabang-cabang.
Dampak psikologis : penderita kan mersa tidak nyaman dan gelisah.

5.      Glossopyrosis.
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
Dampak psikologis : Penderita akan merasa sangat terganggu, tidak  nyaman dan selalu gelisah.

6.      Sariawan
Sariawan adalah suatu luka terbuka atau radang pada rongga mulut (bibir atau lidah) yang disebabkan oleh jamur candida albicans/moniliasis danhygiene.
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman terutama saat makan.
D.       Indera Pendengaran / Pendengar = Telinga / Kuping
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
Berikut ini adalah beberapa kelainan indera pendengaran dan dampak psikologisnya :
1.      Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensiklopedi)
Dampak psikologi : penderita kelainan ini, biasanya merasa malu karena bentuk telinganya yang lain dari orang-orang kebanyakan, dia juga akan minder dengan teman-temannya.
2.      Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara.
Dokter akan membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi.
Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat.
Dampak psikologi : Penderita yang menyadari ini, biasanya akan merasa malu karena telinganya berbau tidak sedap, penderita ini juga akan terganggu dalam aktivitasnya karena telinga tersumbat.
3.      Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat:
- cedera
- gigitan serangga
- pemecahan bisul dengan sengaja.
Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore)
Dampak psikologis : Penderita kelainan ini akan berasa malu bersosialisasi dengan orang sekitar karena bentuk telinga yang tidak biasa dan mungkin saja nanah yang ada di telinganya juga mengganggu aktivitasnya.
4.      Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar terjadi karena bakteri. jamur. atau virus yang masuk melalui berbagai cara. misalnya masuk bersama air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri atau virus. misalnya virus influenze. yang masuk dari rongga mulut melirlui saluran Eustachius.
Dampak psikologis : penderita kelainan ini biasanya terganggu dalam aktivitasnya.
5.      Tuli Mendadak
Tuli mendadak ( istilah medis : sudden deafness ) merupakan keadaan emergensi di telinga, dimana telinga mengalami ketulian secara mendadak, kadang tanpa disertai keluhan, umumnya mengenai satu telinga.
Dampak psikologis : Penderita penyakit ini mungkin saja akan merasa depresi karena dia kaget atas ketuliannya yang terjadi secara tiba-tiba.
  1. Labirintitis
    Labirintitis adalah gangguan pada labirin di dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh bebarapa faktor yang dianntaranya infeksi, gegar otak, dan juga alergi. Penyakit ini memeiliki beberapa gejala antara lain telinga berdengung, mual, muntah, vertigo, dan pendengaran juga berkurang.
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman dan akan sulit bersosialisasi dengan orang sekitar karena pendengarannya berkurang
  1. Motion sickness
    Pernahkah anda naik wahana tornado di dunia fantasi? apa yang Anda rasakan setelah naik wahana tersebut?apakah Anda merasa pusing? atau ketika dalam perjalanan di laut, udara maupun darat kadang-kadang terjadi semacam rasa mual, pusing, dan juga muntah-muntah. Orang mengatakan ini adalah mabuk perjalanan atau biasa disebut dengan motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan pada fungsi keseimbangan. Hal ini disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka agak pucat, berkeringat dingin dan juga pusing.
Dampak psikologis : penderita akan merasa tidak nyaman dan gelisah bila berpergian dll .

E.        Indera Peraba = Kulit
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.
Berikut ini adalah beberapa kelainan indera peraba dan dampak psikologisnya :
1.      Lesi Kulit
Lesi kulit pada awalnya tampak pada pipi, dahi dan kulit kepala, tetapi juga ditemukan pada permukaan fleksor dari lengan dan tungkai. Pada akhirnya mereka menyebar pada seluruh permukaan kulit. Hal ini sangat gatal dan sebagian besar perubahan kulit timbul akibat menggaruk, menggosok dan ekskoriasi.
Dampak psikologis : penderita penyakit ini mungkin akan merasa malu pada orang sekitar, minder, hilangnya rasa percaya diri, bahkan mungkin tidak mau bersosialisasi dengan orang sekitarnya. Bisa juga dia merasa depresi.

2.      Impetigo
Impetigo merupakan infeksi stafilokokus, mulai sebagai lepuh kecil yang mengering dengan cepat untuk membentuk suatu skab dengan sebaran tepi yang mertah basah. Pada neonatus ditemukan sebagai pemfigus neonatorum yang nyata bulosa. Pemfigus neonatorum merupakan penyakit yang harus dilaporkan di Inggris.
Dampak psikologis : pendeita kelainan ini juga akan merasa malu, tidak percaya diri dan juga minder dengan orang lain.

3.      Psoriasis
Diagnosis dengan inspeksi tidak sukar. Keadaan ini merupakan penyakit fungsional yang cenderung diwariskan.
Dampak psikologis : Penderita biasanya akan sedikit tidak tenang dengan penyakitnya, namun untuk rasa malu, kemungkinannya kecil.

4.      Akne
Akne merupakan penyakit dari folikel sebasea yaitu folikel yang mempunyai glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu. Arpertura dari glandula sebasea terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads) dan terdapat retensi dari sebum yang diubah oleh organisme yang menimbulkan inflamasi pada jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan pembentukan pustul dan abses yang menyebabkan parut. Kondisi ini mempengaruhi remaja muda sehingga menyebabkan perasaan malu dan tidak senang.
Dampak psikologis : Penderita penyakit ini biasanya kan mersa malu dan tidak percaya diri, khususnya pada anak muda.

5.      Eksim(ekzema)
Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa gatal terutama pada malam hari, timbul gelembung kecil yang berisi air atau nanah, bengkak, melepuh, berwarna merah, sangat gatal dan terasa panas. Penyebabnya karena alergi terhadap rangsangan zatkimia tertentu, maupun kepekaan terhadap makanan tertentu seperti udang, ikan laut, alkohol, vetsin, dll
Dampak psikologis : penderita kelainan ini biasanya akan mersa malu, tidak percaya diri, minder, dan enggan bersosialisasi dengan orang lain. Penyakit ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Penderita bisa stess dan depresi

6.      Kudis
Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terutama di sela-sela jari tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerole (sekeliling puting payudara), dan permukaan depan
Dampak psikologis : Penderitanya biasanya mersasa malu dan kurang percaya diri

7.      Bisul
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus aureus pada kulit melalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul antara lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.
Dampak psikologis : Penderitanya akan merasa kurang percaya diri.

8.      Campak
Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala, badan terasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mata. Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh.
Dampak psikologis : Kelainan ini menyebabkan terganggunya aktivitas dan rasa tidak percaya diri bagi penderitanya.

9.      Kusta
Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh mycobacterium lepra yang interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata, otot, tulang, dan testis.
Dampak psikologis : Penderita akan terganggu karena penyakit ini busa menyerang semua organ, merasa tidak percaya diri dan tidak nyaman.

10.  Ketombe
Penyebab Penyakit ini diduga erat kaitannya dengan aktivitas kelenjar sebasea di kulit.
Keterangan: Seboroid yang terjadi pada kulit kepala sering di sebut juga dengan nama ketombe.
Dampak psikologis : Penderita kan merasa tidak percaya diri apalagi untuk memakai baju gelap.

11.  Lepra
Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut bahkan jika penyakit tersebut sudah akut kumannya perlahan-lahan akan memakan kulit dan daging anda, jika anda merasa telah terkena penyakit kulit jenis ini segeralah berobat ke dokter karena jika di biarkan penyakit kulit ini dapat menjadi momok yang menakutkan.
Dampak psikologis : penderita penyakit ini akan merasa kurang percaya diri dan tidak nyaman.

12.  Cacar air
Penyebab : Penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus bakteri Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama melalui udara, pakaian, tempat tidur dan keropeng penderita. Keterangan : Dari jauh kulit yang terkena Frambusia mirip dengan buah frambus yang berbintil-bintil ranum. Gejala : Bintil, Frambus,Cacar Air.
Dampak psikologis : Penderita akan terganggu, malu dan tidak percaya diri.

13.  Panu atau panau
Panau atau Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur,penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita.
Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panau.
Dampak psikologis : Penderita penyakit ini biasanya akan merasa malu, tidak percaya diri dan minder

14.  Infeksi Jamur Kulit
Jamur dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan menyebabkan kerusakan tekstur kulit sehingga terlihat buruk. Belum lagi, rasa gatal yang sering menyerang menyertai infeksi jamur tersebut. Jika tidak segera di atasi, jamur kulit dengan cepat menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas.
Dampak psikologis : Penderita akan merasa malu, tidak percaya diri, dan minder

Itulah tadi beberapa contoh dampak psikologis dari kelainan kelima indera. Kelainan tersebut dapat dicegah degan cara merwat indera-indera itu dengan baik dan selalu menjaga kebersihannya agar tidak terjangkit virus atau bakteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar